Sabtu, 21 Maret 2020

BERKARYA TARI KREASI

A. Konsep Tari Kreasi
1. Pengertian Tari kreasi 
Tari kreasi merupakan bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Tari kreasi ini merupakan pelebaran sayap dari tari tradisional yang gerakannya dipadukan dengan gerakan baru dari jenis tarian lain.
2. Jenis Tari Kreasi
Pada dasarnya, tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tari kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi berpolakan nontradisi.
a. Tari Kreasi Berpolakan Tradisi
Tari kreasi berpolakan tradisi adalah tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, iringan tari, tata rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangannya, tetapi tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
b. Tari Kreasi Berpolakan Nontradisi
Tari kreasi berpolakan nontradisi adalah tari kreasi yang garapannya terlepas dari pola-pola tradisi, baik dalam hal koreografi, iringan tari, tata rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.
3. Fungsi Tari Kreasi
Seni tari sebagai suatu kegiatan memiliki beberapa fungsi dan peranan, yaitu sebagai sarana upacara, hiburan, media pergaulan, penyaluran terapi, media pendidikan, pertunjukan, dan media katarsis (pembersihan jiwa).
4. Tema Tari Kreasi
Dalam tari kreasi banyak tema yang bisa diangkat dan dijadikan sebagai dasar gerak tari, yaitu sebagai berikut:
a. Imitatif
Imitatif dapat diartikan dengan peniruan. Tarian yang termasuk ke dalam jenis tema ini adalah tari-tarian yang meniru gerak-gerik alam, seperti tumbuhan, hewan, maupun aktivitas manusia. Contohnya: Tari Merak, Tari Kijang, Tari Kupu-Kupu, dan lain-lain.
b. Heroik/Kepahlawanan
Tema ini biasanya menggunakan properti berupa senjata, seperti keris, tombak, panah, dan lain-lain. Contohnya: Tari Kuda Kepang, Tari Palagan Pahlawan, dan lain-lain.
c. Kehidupan
Tarian dengan tema kehidupan menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari, termasuk kisah-kasih, di dalamnya. Contohnya: Tari Oleg Tamulilingan, Tari Karonsih, dan lain-lain.
d. Drama Tari
Tari bertema ini menyuguhkan cerita di dalamnya dan biasanya drama tari dibawakan oleh sekelompok penari dengan perannya masing-masing. Drama tari terbagi dua jenis, yaitu menggunakan dialog dan tanpa dialog (sendratari). Cerita yang dibawakan dalam drama tari, diantaranya seperti cerita Ramayana, Mahabharata, dan lain-lain. Contohnya: Tari Kecak dan Sendratari Ramayana
5. Simbol dan Nilai Estetis
Simbol dan nilai estetis tari dapat diamati melalui wiraga (keterampilan gerak), wirama (irama), dan wirasa (rasa).
a. Wiraga dapat diartikan sebagai dasar keterampilan gerak dari bagian fisik/tubuh penari, diantaranya gerakan jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala, lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, mata, alis, dan pergelangan kaki.
b. Wirama dapat diartikan sebagai suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis, seperti aksen dan tempo tarian.
c. Wirasa dapat diartikan sebagai tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah penari sehingga melahirkan keindahan, seperti halus, lembut, sedih, gembira, dan lain-lain.
Simbol dan nilai estetis tari kreasi juga dapat dilihat dari unsur-unsur pendukung yang digunakan dalam tari kreasi tersebut, seperti warna busana yang digunakan, properti yang digunakan, dan lain-lain.

B. Teknik Tari Kreasi
Setiap gerakan tari memiliki ragam gerakan yang berbeda-beda, tetapi juga memiliki kesamaan dalam elemen gerak tari. Elemen tersebut berupa ruang, waktu, dan tenaga.
1. Ruang
Ruang di dalam tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruang yang diciptakan oleh penari (ruang gerak) dan tempat penari melakukan gerak. Jenis ruang gerak disesuaikan dengan jumlah penari (tunggal, berpasangan, kelompok, atau massal).
2. Waktu
Waktu merupakan elemen yang membentuk gerak tari, berkaitan dengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat, maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian. Perbedaan cepat atau lambat suatu gerak dalam tari disebut dengan tempo. Fungsi tempo adalah untuk memberikan kesan dinamis pada suatu tarian. Unsur waktu sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi napas sehingga tampak hidup.
3. Tenaga
Setiap kita melakukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Tanpa tenaga, tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik, karena tenaga merupakan kekuatan yang akan mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Penggunaan tenaga sendiri memiliki tingkatan sesuai dengan gerak yang ingin ditampilkan, baik itu intensitas kuat, sedang, dan lemah. Unsur tenaga di dalam tari menggambarkan suatu usaha yang menentukan pemberian watak pada gerak.

C. Prosedur Tari Kreasi
Pada umumnya, proses garapan gerak tari meliputi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Eksplorasi Gerak Tari
Eksplorasi adalah proses penjajakan dan pencarian motif-motif gerak melalui berbagai cara yang dilakukan pada saat melakukan proses garap gerak tari. Proses eksplorasi biasanya terbentuk karena adanya rangsang awal yang ditangkap oleh pancaindra. Melalui rangsangan inilah, ide dan gagasan kemudian dikembangkan menjadi gerak sehingga akan mewujudkan proses kreatif gerak orisinal dari karya tari yang dibuat secara sederhana.
2. Stilasi Gerak Tari
Stilasi adalah proses penghalusan, memberikan kesan indah dari suatu gerak. Dalam berkarya tari tentunya memerlukan bentuk-bentuk baru dari suatu gerak. Stilasi dilakukan pada hasil eksplorasi gerak untuk diubah/diperhalus dengan proses pengembangan. Proses pengembangan gerak ini dapat dilakukan dengan cara mengubah volume gerak, level, kesan, ragam gerak, struktur, dan elemen lainnya.
3. Improvisasi Gerak Tari
Improvisasi adalah pengalaman secara spontan untuk mencoba/mencari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh. Gerak improvisasi dapat dikategorikan sebagai adegan gerak yang disengaja dan tidak disengaja. Adegan yang tidak disengaja oleh salah satu penari tersebut dapat dikategorikan sebagai gerak improvisasi oleh si penari. Akan tetapi, pada pelaksanaannya gerak improvisasi dalam tari juga dapat dilakukan secara sengaja dengan kebutuhan konsep garap.
4. Komposisi Tari
Membuat penataan tari atau mengomposisikan tari memerlukan kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir menyangkut sikap dan perasaan seseorang. Kreativitas memerlukan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Temuan gerakan dan cara penyusunan ke dalam tarian secara bertahap telah dilambangkan melalui improvisasi dan eksplorasi.

D. Penyusunan Tari Kreasi
Dalam menyusun karya tari terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Menentukan Tema
Tema merupakan sumber pembuatan karya tari. Tema tari dapat berupa apa saja, bahkan dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Hal terpenting dalam pemilihan sebuah tema, yaitu tema tersebut harus dapat ditarikan dan diterjemahkan dalam bentuk gerak-gerak tari.
2. Eksplorasi Gerak Tari
Unsur utama dalam karya tari adalah gerak. Sehingga langkah selanjutnya adalah mengeksplorasi berbagai gerak tari. Pada kegiatan ini, penata/penyusun tari mencari gerak-gerak untuk dibuat menjadi gerak-gerak tari yang sesuai dengan tema tari yang telah dipilih. Jika karya tari yang dibuat memerlukan alat/properti untuk melakukan gerak tari, maka pada saat bereksplorasi alat/properti juga ikut digunakan. Jika gerak-gerak tari hasil eksplorasi telah disusun menjadi sebuah karya tari, sebaiknya segera berlatih untuk memperagakan. Dalam berlatih memperagakan gerak tari harus memperhatikan beberapa hal, antara lain seperti sikap badan dalam melakukan gerak tari, kesesuaian gerak dengan iringan tari, dan penghayatan terhadap gerak yang dilakukan.
3. Menyiapkan Iringan Tari
Iringan tari harus dipersiapkan sungguh-sungguh. Untuk membuat iringan tari, biasanya dibantu oleh penata iringan. Penata iringan bertugas membuat iringan tari sesuai dengan kehendak penata tari. Iringan tari harus sesuai dengan tema tari dan gerak-gerak tarinya. Berikut ini langkah-langkah membuat iringan tari:
a. Penata tari memberitahukan kepada penata iringan tentang tema tari dan gerak-gerak tari yang telah dibuatnya.
b. Penata iringan menentukan alat musik yang akan digunakan untuk mengiringi karya tari.
c. Penata iringan membuat pola iringan untuk membunyikan alat-alat musik sesuai dengan tema tari.
d. Para pemain musik untuk iringan tari berlatih membunyikan alat-alat musik.
e. Para penari dan pemain musik menggabungkan antara gerak dan iringan sampai sesuai.
4. Menyiapkan Pendukung-Pendukung Lainnya
Dalam penyusunan sebuah karya tari, selain unsur gerak sebagai media ekspresi utamanya, unsur-unsur pendukung juga menjadi salah satu bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan. Semuanya harus dipersiapkan secara matang sesuai dengan tema tarinya. Unsur pendukung tari terdiri atas properti, iringan, tata busana/kostum, dan tata pentas/panggung.

Daftar Pustaka
Tim Sosio Creative. 2018. Super Coach: Pola Belajar Siswa Mandiri Seni Budaya. Bandung: Yrama Widya.

1 komentar:

  1. youtube
    youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube to mp3 shark youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube. youtube youtube youtube  · Uploads.

    BalasHapus