Senin, 16 Februari 2015

TARI TOPENG DAN COKEK BETAWI

Tari Topeng Betawi adalah tarian tradisional khas masyarakat Betawi. Gerakannya lincah dan riang. Biasanya, tarian ini diiringi musik gambang kromong. Penarinya menggunakan topeng yang terbuat dari kayu. Agar topeng tersebut menempel diwajah penari, penari harus menggigit bagian belakang topeng.
Topeng Betawi adalah pertunjukan gabungan antara seni drama, tarian, dan nyanyian. Mirip seperti pertunjukan teater. Topeng Betawi dulunya sering dipertunjukkan secara keliling. Terutama bila ada acara yang cukup penting, misalnya acara khitanan atau pernikahan.
Nah, Tari Topeng biasanya dijadikan tarian pembuka atau penutup pertunjukan Topeng Betawi. Namun sayangnya, kesenian Topeng Betawi ini sudah jarang dipertunjukkan lagi. Untunglah, Tari Topeng Betawi sudah jadi sebuah pertunjukan tersendiri. Sehingga, tarian ini masih sering dipentaskan. 
Beraneka ragam Tari Topeng Betawi yang dikenal, diantaranya Tari Lipet Gandes, Tari Topeng Tunggal, Tari Enjot-enjotan, Tari Gegot, dan Tari Kang Aji. 
Sesungguhnya, menarikan Tari Topeng Betawi ini tidak mudah. Penari harus memiliki 3 syarat, yaitu: 1) Penari harus gandes (luwes atau gemulai). 2) Penari harus ceria atau riang. 3) Penari harus menari dengan lincah tanpa beban.

Tari Cokek Betawi adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Kata Cokek berasal dari Cukin (bahasa Cina) yang artinya selendang. Alat musik pengiringnya adalah gambang kromong yang terdiri dari instrumen gambang kayu, kromong, kongahyan, tehyan, gendang, kenong, gong, dan kecrek. Tari Cokek berawal dari adanya pesta hiburan yang diadakan oleh tuan tanah asal Tionghoa bernama Tan Sio Kek. Ciri khas Tari Cokek yaitu goyang pinggul para penari yang dinamis.