Sabtu, 25 April 2020

PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL

A. Pementasan Teater
Pementasan teater merupakan puncak dari sebuah proses berteater. Keberhasilan pementasan ditentukan oleh kesiapan segala hal yang diperlukan. Kerja sama dan gotong royong merupakan salah satu kunci keberhasilan pementasan teater selain kekuatan pemain dalam memerankan tokoh dan karakternya.
Dalam pementasan teater terjadi komunikasi antara kreator seni dan masyarakat penontonnya. Komunikasi dapat secara langsung dan tidak langsung:
1. Komunikasi langsung : komunikasi ini terjadi di panggung dan sifatnya sesaat, terbatas dengan waktu, dan tidak bisa diulang. Kedudukan penonton adalah mengapresiasi materi seni teater tanpa perantara media lain. Dengan kepekaan pancainderanya, penonton menangkap peristiwa pergelaran yang terjadi di atas pentas secara langsung dan tidak dapat diulang atau diputar kembali.
2. Komunikasi tidak langsung : pergelaran teater tidak langsung dilakukan melalui media atau perantara alat elektronik, yaitu radio, televisi, media jejaring sosial, atau film layar lebar.

B. Unsur Pementasan Teater
1. Naskah
Naskah dapat diartikan sebagai karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah biasanya berisi nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan.Selain itu dalam naskah terkadang juga dilengkapi penjelasan mengenai tata busana, tata lampu dan tata suara (musik pengiring) yang diperlukan.
2. Pemain
Pemain merupakan orang yang menghidupkan karakter-karakter di atas pentas sesuai naskah cerita. Jumlah pemain biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dalam naskah cerita. Setiap pemain dituntut harus menguasai peran yang diberikan kepadanya dengan baik. Dalam pergelaran teater, pemilihan pemain biasanya melalui tahap audisi.
3. Panitia Pementasan
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang membentuk suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Pembentukan organisasi dengan sistem kepanitiaan memiliki kemudahan dalam pembentukan dan pembubaran serta tanpa adanya panitia artistik/kreator seni di bawah pimpinan seorang sutradara dan panitia nonartistik/penggiat seni dipimpin oleh seorang pimpinan produksi yang dipilih dan diangkat atas musyawarah kelas atau teman dalam kelompok yang dibentuk.
4. Materi Pementasan Teater
Materi pergelaran teater adalah wujud karya teater yang dibangun melalui tahapan menggunakan media tertentu bersifat kolektif dengan wilayah kerja dan tanggung jawab secara bersama.
5. Tata Rias dan Busana
Tata rias dalam pementasan teater berfungsi untuk menggambarkan dan memperkuat karakter tokoh sesuai dengan naskah cerita. Tata busana tidak dapat dilepaskan dari unsur tata rias, karena keduanya saling berkaitan.
6. Tata Lampu
Pengaturan cahaya di panggung dibutuhkan untuk mendukung jalannya cerita teater. Tata lampu berfungsi untuk menerangkan tempat dan waktu kejadian dalam sebuah cerita dan untuk menggambarkan suasana tertentu.
7. Tata Suara
tata suara atau musik dalam pertunjukan teater menjadi unsur yang mendukung suasana, seperti penggambaran kesedihan, ketakutan, kemarahan, dan lain-lain.
8. Penonton
Kehadiran penonton sangat mutlak karena tanpa penonton pergelaran teater akan sia-sia. Penilaian terhadap pergelaran seni dari setiap penonton sangatlah berbeda dan bersifat relatif. Penonton dalam pergelaran teater dibedakan dalam 3 golongan, yaitu penonton awam, tanggap, dan kritis.
a. Penonton awam : penikmat seni dengan kecenderungan kurang atau tidak dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman seni.
b. Penonton tanggap : penonton bersikap responsif dengan kecenderungan memiliki wawasan dan pengalaman seni, tetapi tidak ditindaklanjuti untuk mengulas pergelaran yang ditontonnya, cukup untuk dipahami dan dinikmati sendiri.
c. Penonton kritis : penonton dengan bekal keilmuan dan pengalaman seni kemudian melakukan ulasan atau menulis kritik pergelaran dan dipublikasikan dalam forum ilmiah atau media.

C. Teknik Pementasan Teater
Teknik pergelaran teater dapat dibagi dalam dua wilayah kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan artistik bertugas untuk menyiapkan materi (produk) seni teater.
2. Kegiatan nonartistik bertugas sebagai penyelenggara pergelaran.
Pelaksana wilayah kegiatan artistik dan nonartistik dalam pergelaran teater dilakukan secara bersama-sama dan bekerja sama dengan cara membentuk panitia pergelaran.
Dalam melaksanakan pementasan teater, terdapat teknik-teknik yang harus diikuti agar pementasan teater semakin bagus, yaitu sebagai berikut:
1. Pernapasan : salah satu teknik penting dalam pementasan teater. Teknik pernapasan akan mempengaruhi kualitas vokal para pemain dalam berdialog. Ada 4 macam pernapasan yang biasa dipergunakan, yaitu:
a. Pernapasan dada : dikalangan orang-orang teater, pernapasan ini biasanya tidak dipergunakan, karena disamping daya tampung untuk udara sangat dikit, juga dapat mengganggu gerak/akting sang aktor, karena bahu menjadi kaku.
b. Pernapasan perut : pernapasan ini dipergunakan oleh sebagian aktor, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampung udara lebih banyak dibandingkan dada.
c. Pernapasan diafragma : pernapasan ini banyak digunakan orang-orang karena tidak banyak mengganggu gerak dan juga daya tampung udara lebih banyak dibandingkan perut.
d. Pernapasan lengkap (dada dan perut) : pernapasan ini dipergunakan oleh sebagian aktor yang tidak terlalu mengutamakan akting, tetapi mengutamakan vokal.
2. Vokal
Vokal sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi aktor, terutama sebagai media dalam berdialog. Syarat yang harus dipenuhi oleh pemain yang baik dalam segi vokal, yaitu dapat terdengar (dalam jangkauan penonton), jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat), tersampaikan pesan dari dialog yang diucapkan, dan tidak monoton. Beberapa cara yang dilakukan untuk melatih vokal antara lain dengan melatih pernapasan dan berteriak menyebutkan huruf vokal (A-I-U-E-O) secara berulang-ulang.
3. Ekspresi
Kemampuan ekspresi merupakan usaha seorang pemeran untuk menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya setiap hari, sebagai respons terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu kemampuan ekspresi menuntut teknik-teknik penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreatifitas yang terpusat pada pikirannya.
4. Blocking
Blocking dapat diartikan sebagai penempatan pemain teater di atas panggung agar tidak terlihat monoton, tidak terkesan mempersempit panggung ataupun memperluas panggung. Blocking yang baik tidak boleh membelakangi penonton.
5. Penjiwaan
Pemain teater mau tidak mau dituntut harus dapat menjiwai peran yang dimainkannya sesuai dengan naskah cerita. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan penjiwaan adalah dengan menyugesti diri sendiri saat memainkan peran-peran tertentu.
6. Teknik Muncul
Teknik muncul merupakan teknik seorang pemain saat pertama kali tampil di atas pentas dalam satu sandiwara, satu babak atau satu adegan. Teknik ini sangat penting karena dapat memberikan kesan pertama dan menumbuhkan rasa ingin tahu penonton kepada watak yang dimainkan.Teknik muncul dapat berupa jeritan, suara gaduh, ataupun hentakan kaki.
7. Improvisasi
Improvisasi berarti mengembangkan adegan di luar skenario dengan inisiatif sendiri dan tanpa pengarahan. Improvisasi berfungsi menumbuhkan daya aktif, inisiatif, kreatif, dan inovatif para pemain. Improvisasi dapat berupa lakuan ataupun dialog sang aktor.

D. Simbol Pementasan Teater Tradisional
Simbol di dalam seni, termasuk seni teater dapat dipahami sebagai benda, bentuk, unsur seni yang mengandung nilai. Nilai dapat diartikan sebagai makna, yang disampaikan melalui media atau sarana simbol. Nilai di dalam simbol dapat dibagi menjadi nilai bentuk, nilai isi, dan nilai pesan.
Nilai estetis adalah nilai bentuk, bersifat subjektif. Artinya, sangat tergantung kepada orang yang menilainya. Nilai isi merupakan nilai pesan yang bersifat objektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Nilai estetis atau nilai keindahan dapat dianalisis melalui unsur dan struktur pembentuk seninya. Unsur-unsur yang terkandung di dalam seni teater, meliputi naskah, pemeran, tata pentas, tempat dan penonton yang terkandung dalam simbol.
Simbol dapat dimaknai sebagai sarana yang dipilih, bersifat khusus, untuk menyampaikan gagasan kreator seni dan kemudian diwujudkan dalam bentuk seni melalui beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Melalui ciri-ciri khusus sebagai identitas teaternya, dapat dikenali simbol-simbol yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. Teater tradisional, teater rakyat (teater daerah) kehadiran seninya dapat dimaknai sebagai simbol adat atau budaya masyarakat dengan Sang Pencipta.
2. Teater tradisional, teater rakyat dalam penyimbolan seninya lebih mengedepankan nilai isi, makna, pesan moral. Simbol seninya bermakna kesederhanaan, keakraban, bersahaja, dan menjunjung nilai-nilai kebersamaan.
3. Teater tradisional, teater keraton (teater klasik) kehadiran seninya merupakan hasil para ahli yang dapat dimaknai sebagai simbol kebesaran raja-raja keraton.