Sabtu, 25 April 2020

PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL

A. Pementasan Teater
Pementasan teater merupakan puncak dari sebuah proses berteater. Keberhasilan pementasan ditentukan oleh kesiapan segala hal yang diperlukan. Kerja sama dan gotong royong merupakan salah satu kunci keberhasilan pementasan teater selain kekuatan pemain dalam memerankan tokoh dan karakternya.
Dalam pementasan teater terjadi komunikasi antara kreator seni dan masyarakat penontonnya. Komunikasi dapat secara langsung dan tidak langsung:
1. Komunikasi langsung : komunikasi ini terjadi di panggung dan sifatnya sesaat, terbatas dengan waktu, dan tidak bisa diulang. Kedudukan penonton adalah mengapresiasi materi seni teater tanpa perantara media lain. Dengan kepekaan pancainderanya, penonton menangkap peristiwa pergelaran yang terjadi di atas pentas secara langsung dan tidak dapat diulang atau diputar kembali.
2. Komunikasi tidak langsung : pergelaran teater tidak langsung dilakukan melalui media atau perantara alat elektronik, yaitu radio, televisi, media jejaring sosial, atau film layar lebar.

B. Unsur Pementasan Teater
1. Naskah
Naskah dapat diartikan sebagai karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah biasanya berisi nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan.Selain itu dalam naskah terkadang juga dilengkapi penjelasan mengenai tata busana, tata lampu dan tata suara (musik pengiring) yang diperlukan.
2. Pemain
Pemain merupakan orang yang menghidupkan karakter-karakter di atas pentas sesuai naskah cerita. Jumlah pemain biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dalam naskah cerita. Setiap pemain dituntut harus menguasai peran yang diberikan kepadanya dengan baik. Dalam pergelaran teater, pemilihan pemain biasanya melalui tahap audisi.
3. Panitia Pementasan
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang membentuk suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Pembentukan organisasi dengan sistem kepanitiaan memiliki kemudahan dalam pembentukan dan pembubaran serta tanpa adanya panitia artistik/kreator seni di bawah pimpinan seorang sutradara dan panitia nonartistik/penggiat seni dipimpin oleh seorang pimpinan produksi yang dipilih dan diangkat atas musyawarah kelas atau teman dalam kelompok yang dibentuk.
4. Materi Pementasan Teater
Materi pergelaran teater adalah wujud karya teater yang dibangun melalui tahapan menggunakan media tertentu bersifat kolektif dengan wilayah kerja dan tanggung jawab secara bersama.
5. Tata Rias dan Busana
Tata rias dalam pementasan teater berfungsi untuk menggambarkan dan memperkuat karakter tokoh sesuai dengan naskah cerita. Tata busana tidak dapat dilepaskan dari unsur tata rias, karena keduanya saling berkaitan.
6. Tata Lampu
Pengaturan cahaya di panggung dibutuhkan untuk mendukung jalannya cerita teater. Tata lampu berfungsi untuk menerangkan tempat dan waktu kejadian dalam sebuah cerita dan untuk menggambarkan suasana tertentu.
7. Tata Suara
tata suara atau musik dalam pertunjukan teater menjadi unsur yang mendukung suasana, seperti penggambaran kesedihan, ketakutan, kemarahan, dan lain-lain.
8. Penonton
Kehadiran penonton sangat mutlak karena tanpa penonton pergelaran teater akan sia-sia. Penilaian terhadap pergelaran seni dari setiap penonton sangatlah berbeda dan bersifat relatif. Penonton dalam pergelaran teater dibedakan dalam 3 golongan, yaitu penonton awam, tanggap, dan kritis.
a. Penonton awam : penikmat seni dengan kecenderungan kurang atau tidak dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman seni.
b. Penonton tanggap : penonton bersikap responsif dengan kecenderungan memiliki wawasan dan pengalaman seni, tetapi tidak ditindaklanjuti untuk mengulas pergelaran yang ditontonnya, cukup untuk dipahami dan dinikmati sendiri.
c. Penonton kritis : penonton dengan bekal keilmuan dan pengalaman seni kemudian melakukan ulasan atau menulis kritik pergelaran dan dipublikasikan dalam forum ilmiah atau media.

C. Teknik Pementasan Teater
Teknik pergelaran teater dapat dibagi dalam dua wilayah kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan artistik bertugas untuk menyiapkan materi (produk) seni teater.
2. Kegiatan nonartistik bertugas sebagai penyelenggara pergelaran.
Pelaksana wilayah kegiatan artistik dan nonartistik dalam pergelaran teater dilakukan secara bersama-sama dan bekerja sama dengan cara membentuk panitia pergelaran.
Dalam melaksanakan pementasan teater, terdapat teknik-teknik yang harus diikuti agar pementasan teater semakin bagus, yaitu sebagai berikut:
1. Pernapasan : salah satu teknik penting dalam pementasan teater. Teknik pernapasan akan mempengaruhi kualitas vokal para pemain dalam berdialog. Ada 4 macam pernapasan yang biasa dipergunakan, yaitu:
a. Pernapasan dada : dikalangan orang-orang teater, pernapasan ini biasanya tidak dipergunakan, karena disamping daya tampung untuk udara sangat dikit, juga dapat mengganggu gerak/akting sang aktor, karena bahu menjadi kaku.
b. Pernapasan perut : pernapasan ini dipergunakan oleh sebagian aktor, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampung udara lebih banyak dibandingkan dada.
c. Pernapasan diafragma : pernapasan ini banyak digunakan orang-orang karena tidak banyak mengganggu gerak dan juga daya tampung udara lebih banyak dibandingkan perut.
d. Pernapasan lengkap (dada dan perut) : pernapasan ini dipergunakan oleh sebagian aktor yang tidak terlalu mengutamakan akting, tetapi mengutamakan vokal.
2. Vokal
Vokal sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi aktor, terutama sebagai media dalam berdialog. Syarat yang harus dipenuhi oleh pemain yang baik dalam segi vokal, yaitu dapat terdengar (dalam jangkauan penonton), jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat), tersampaikan pesan dari dialog yang diucapkan, dan tidak monoton. Beberapa cara yang dilakukan untuk melatih vokal antara lain dengan melatih pernapasan dan berteriak menyebutkan huruf vokal (A-I-U-E-O) secara berulang-ulang.
3. Ekspresi
Kemampuan ekspresi merupakan usaha seorang pemeran untuk menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya setiap hari, sebagai respons terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu kemampuan ekspresi menuntut teknik-teknik penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreatifitas yang terpusat pada pikirannya.
4. Blocking
Blocking dapat diartikan sebagai penempatan pemain teater di atas panggung agar tidak terlihat monoton, tidak terkesan mempersempit panggung ataupun memperluas panggung. Blocking yang baik tidak boleh membelakangi penonton.
5. Penjiwaan
Pemain teater mau tidak mau dituntut harus dapat menjiwai peran yang dimainkannya sesuai dengan naskah cerita. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan penjiwaan adalah dengan menyugesti diri sendiri saat memainkan peran-peran tertentu.
6. Teknik Muncul
Teknik muncul merupakan teknik seorang pemain saat pertama kali tampil di atas pentas dalam satu sandiwara, satu babak atau satu adegan. Teknik ini sangat penting karena dapat memberikan kesan pertama dan menumbuhkan rasa ingin tahu penonton kepada watak yang dimainkan.Teknik muncul dapat berupa jeritan, suara gaduh, ataupun hentakan kaki.
7. Improvisasi
Improvisasi berarti mengembangkan adegan di luar skenario dengan inisiatif sendiri dan tanpa pengarahan. Improvisasi berfungsi menumbuhkan daya aktif, inisiatif, kreatif, dan inovatif para pemain. Improvisasi dapat berupa lakuan ataupun dialog sang aktor.

D. Simbol Pementasan Teater Tradisional
Simbol di dalam seni, termasuk seni teater dapat dipahami sebagai benda, bentuk, unsur seni yang mengandung nilai. Nilai dapat diartikan sebagai makna, yang disampaikan melalui media atau sarana simbol. Nilai di dalam simbol dapat dibagi menjadi nilai bentuk, nilai isi, dan nilai pesan.
Nilai estetis adalah nilai bentuk, bersifat subjektif. Artinya, sangat tergantung kepada orang yang menilainya. Nilai isi merupakan nilai pesan yang bersifat objektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Nilai estetis atau nilai keindahan dapat dianalisis melalui unsur dan struktur pembentuk seninya. Unsur-unsur yang terkandung di dalam seni teater, meliputi naskah, pemeran, tata pentas, tempat dan penonton yang terkandung dalam simbol.
Simbol dapat dimaknai sebagai sarana yang dipilih, bersifat khusus, untuk menyampaikan gagasan kreator seni dan kemudian diwujudkan dalam bentuk seni melalui beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Melalui ciri-ciri khusus sebagai identitas teaternya, dapat dikenali simbol-simbol yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. Teater tradisional, teater rakyat (teater daerah) kehadiran seninya dapat dimaknai sebagai simbol adat atau budaya masyarakat dengan Sang Pencipta.
2. Teater tradisional, teater rakyat dalam penyimbolan seninya lebih mengedepankan nilai isi, makna, pesan moral. Simbol seninya bermakna kesederhanaan, keakraban, bersahaja, dan menjunjung nilai-nilai kebersamaan.
3. Teater tradisional, teater keraton (teater klasik) kehadiran seninya merupakan hasil para ahli yang dapat dimaknai sebagai simbol kebesaran raja-raja keraton.

Rabu, 25 Maret 2020

PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL

A. Pengertian Pertunjukan Musik Tradisional
Menurut Triyono (2013), pertunjukan adalah suatu sajian yang dipertontonkan, dipamerkan, didemonstrasikan, kepada penonton oleh pelaku seni.
Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang berasal dari berbagai daerah. Musik tradisional juga dapat diartikan sebagai musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Musik ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertunjukan musik tradisional merupakan suatu sajian yang dipertontonkan, dipamerkan, didemonstrasikan kepada penonton oleh pelaku seni, berupa musik yang lahir dan berkembang di daerah tertentu dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

B. Bentuk Pertunjukan Musik Tradisional
Musik merupakan sarana komunikasi, yaitu untuk mengungkapkan perasaan/ide/pengalaman dari musisi kepada pendengar atau pengamat. Sehingga penyajian musik mempunyai arti penting baik bagi pihak musisi maupun penonton, karena pada saat itu mereka dapat berhadapan secara langsung.
Dalam musik terdapat beberapa bentuk penyajian yang berkaitan erat dengan tujuan serta jenis musik yang disajikan. Bentuk-bentuk penyajian musik dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pertunjukan Musik Vokal
Pertunjukan musik ini dapat dilakukan oleh seorang, berdua, ataupun berkelompok. Beberapa istilah untuk menyebut jenis pertunjukan musik vokal, diantaranya: penyanyi tunggal (solo), penyanyi dua orang (duet), penyanyi tiga orang (trio), penyanyi empat orang (kuartet), dan penyanyi lima orang (kuintet). Apabila terdapat penyanyi lebih dari tiga orang, maka disebut dengan vokal grup. Apabila terdapat penyanyi mencapai dua puluh orang, maka disebut  dengan paduan suara (kor).
2. Pertunjukan Musik Instrumen
Pertunjukan ini hanya menggunakan alat musik saja. Instrumen musik sangat bervariasi dalam bentuk maupun warna suara. Penyajian musik instrumen terdiri dari enam kelompok, yaitu: kelompok string, kelompok tiup kayu, kelompok tiup logam, kelompok perkusi, kelompok keyboard, dan kelompok elektronik.
3. Pertunjukan Musik Vokal dengan Alat Musik (Campuran)
Dalam pertunjukan musik vokal dengan alat musik, ada yang menggunakan alat musik modern, alat musik tradisional, dan juga ada yang menampilkan gabungan antara alat musik modern dan tradisional.

C. Unsur Pertunjukan Musik Tradisional
Dalam pertunjukan musik tradisional tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur pertunjukan musik tradisional antara lain:
1. Materi Sajian
Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan maksud dan tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian tergantung pada tujuan penyelenggara pergelaran.
2. Pemain
Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik sebagai juru sekar, juru gendang, maupun yang memainkan peran seorang tokoh yang dimaksud dalam suatu materi sajian. Pemain merupakan unsur terpenting dalam pergelaran karena materi sajian secara langsung dipertontonkan oleh seorang pemain. Dengan kata lain, keberhasilan suatu pergelaran tergantung pula kepada pemain. Oleh karena itu, seorang pemain harus benar-benar siap pentas, dalam arti siap segala-galanya baik mentalitas maupun penguasaan materi sajian, sehingga dapat bermain dengan sempurna serta dapat memberikan pertunjukan yang memuaskan kepada penonton.
3. Sarana
Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap enteng dalam suatu pergelaran, karena usnur ini sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran. Unsur sarana meliputi tempat pergelaran dan hal yang digunakan dalam pergelaran, seperti dekorasi, panggung, tata cahaya, sound system, tata rias dan busana, dan lain-lain.
4. Penonton
Penonton merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu pergelaran, karena tujuan adanya suatu pergelaran adalah untuk dinikmati. Seorang seniman musik membuat karya untuk didengar. Oleh karena itu, pergelaran tidak akan terjadi bila tidak ada yang melihatnya.
5. Penyelenggara Pergelaran Kesenian
Pergelaran meliputi bagian manajemen dan bagian yang langsung berurusan dengan kegiatan seni. Bagian manajemen merupakan kumpulan orang-orang yang melakukan suatu kegiatan dalam mengurus operasional pergelaran yang dipimpin oleh produser. Pergelaran di sekolah biasanya dipimpin oleh ketua panitia atau kepala sekolah. Bagian ini mengurusi tentang memperoleh dana dan cara penggunaannya serta mempersiapkan keperluan-keperluan penyelenggaraan pergelaran, seperti perizinan tempat pergelaran, perlengkapan pergelaran, konsumsi, transportasi, akomodasi, dan penonton. Bagian yang langsung berhubungan dengan kegiatan seni merupakan kumpulan orang-orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai dengan tugasnya masing-masing.

D. Teknik Pertunjukan Musik
     Suatu pertunjukan seni musik biasanya lebih kompleks, memiliki banyak resiko, serta penuh ketidakpastian. Menampilkan sebuah karya musik mengacu pada dua aspek penting, yakni menyajikan sebuah karya cipta hasil proses kreasi yang cukup panjang, serta menampilkan sebuah suguhan hiburan di hadapan publik. 
       Teknik pertunjukan musik mencakup karya musik yang akan dimainkan, penempatan pemain di atas panggung (blocking), aspek psikologis para pemain selama pertunjukan dan penguasaan permainan musik, serta latihan.
1. Karya Musik yang Akan Dimainkan
Hal pertama dalam menampilkan sebuah karya musik di hadapan publik adalah karya musik tersebut telah dikuasai, baik secara teknis maupun penghayatannya.
2. Penempatan Pemain di atas Panggung (Blocking)
Hal kedua dalam menampilkan pertunjukan musik adalah penempatan pemain di atas panggung. Buatlah latihan masuk dan keluar pentas dengan rapi dan santai. Kemudian buat pula blocking pentas agar tampak penampilan musik yang bagus dan indah untuk dilihat. Jangan dibiasakan duduk atau berjejer ke samping sehingga membuat perhatian penonton terbagi. Jangan pula duduk atau berdiri saling berhadapan sehingga tanpa sadar membelakangi penonton.
3. Aspek Psikologis Para Pemain Selama Pertunjukan dan Penguasaan Permainan Musik
Mainkanlah musik dengan tenang dan tidak gugup, tidak terburu-buru. Pusatkan perhatian pada birama musik sehingga permainan menjadi menyatu. Jangan terpengaruh oleh suara-suara yang muncul di sekitar sehingga konsentrasi menjadi terganggu. Tampilkan wajah yang selalu tenang dan tidak tegang.
4. Latihan
Sebelum menampilkan pertunjukan musik, upayakan melakukan latihan secara teratur dan rajin. Bila pertunjukan musik dilakukan secara berkelompok, maka usahakan melakukan latihan bersama kelompokmu dan bekerja samalah untuk menciptakan penampilan yang bagus dan kompak. Akan lebih baik lagi jika kalian telah menghafal komposisi tersebut dengan baik.

E. Prosedur Pertunjukan Musik
1. Tahap Perencanaan
Sebelum pelaksanaan kegiatan pertunjukan, diperlukan adanya perencanaan sebagai pedoman bagi pelaksana (panitia) agar dapat bekerja sesuai dengan tahap-tahap yang ditentukan. Perencanaan memiliki fungsi-fungsi tertentu, yaitu sebagai langkah awal yang dilakukan panitia, sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, sebagai kendali dalam menciptakan suasana kerja yang efektif dan efisien, dan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kegiatan. Berikut beberapa hal yang dilalui dalam menyusun rencana pertunjukan:
a. menyusun panitia pertunjukan musik
b. menentukan tema pertunjukan musik
c. menentukan jenis musik yang dipertunjukan
d. menentukan sumber dana
e. menentukan waktu dan tempat pertunjukan
f. menentukan sasaran penonton
g. menata ruang pertunjukan musik
h. mempersiapkan ruang

2. Tahap Pelaksanaan
Pertunjukan musik dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan juga sarana untuk mengembangkan potensi diri. Dengan demikian, untuk mempertunjukan seni musik diperlukan pengecekan segala sesuatu yang dibutuhkan mulai dari estimasi dana sampai jenis musik yang akan ditampilkan.
Pelaksanaan pertunjukan seni musik di sekolah atau tingkat kelas dapat dibuka oleh wali kelas masing-masing. Namun, sebelum acara dimulai terlebih dahulu harus dibuat rancangan susunan acara yang akan disuguhkan kepada penonton. Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam rancangan acara, yaitu waktu/durasi/lamanya acara, pola acara, variasi acara, dan puncak acara.

3. Tahap Evaluasi
Setelah kegiatan pertunjukan musik selesai dilaksanakan, biasanya diadakan evaluasi terhadap kegiatan tersebut. Evaluasi dapat berupa evaluasi proses maupun hasil.
Pada evaluasi proses, guru sebagai pembimbing memberikan catatan-catatan kecil yang ditujukan kepada setiap anggota panitia, yang meliputi cara kerja panitia, kekompakan kerja panitia, kedisiplinan dan kerja sama masing-masing panitia.
Adapun evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan pergelaran tersebut. Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi oleh setiap seksi, cara mengatasi berbagai persoalan yang ada, serta mengetahui keadaan keuangan pada kegiatan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa yang akan datang. Selain memiliki tujuan tersebut, evaluasi juga memiliki manfaat, yaitu memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain dan sebagai tolak ukur atas keberhasilan suatu kegiatan.

Sabtu, 21 Maret 2020

BERKARYA TARI KREASI

A. Konsep Tari Kreasi
1. Pengertian Tari kreasi 
Tari kreasi merupakan bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Tari kreasi ini merupakan pelebaran sayap dari tari tradisional yang gerakannya dipadukan dengan gerakan baru dari jenis tarian lain.
2. Jenis Tari Kreasi
Pada dasarnya, tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tari kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi berpolakan nontradisi.
a. Tari Kreasi Berpolakan Tradisi
Tari kreasi berpolakan tradisi adalah tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, iringan tari, tata rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangannya, tetapi tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
b. Tari Kreasi Berpolakan Nontradisi
Tari kreasi berpolakan nontradisi adalah tari kreasi yang garapannya terlepas dari pola-pola tradisi, baik dalam hal koreografi, iringan tari, tata rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.
3. Fungsi Tari Kreasi
Seni tari sebagai suatu kegiatan memiliki beberapa fungsi dan peranan, yaitu sebagai sarana upacara, hiburan, media pergaulan, penyaluran terapi, media pendidikan, pertunjukan, dan media katarsis (pembersihan jiwa).
4. Tema Tari Kreasi
Dalam tari kreasi banyak tema yang bisa diangkat dan dijadikan sebagai dasar gerak tari, yaitu sebagai berikut:
a. Imitatif
Imitatif dapat diartikan dengan peniruan. Tarian yang termasuk ke dalam jenis tema ini adalah tari-tarian yang meniru gerak-gerik alam, seperti tumbuhan, hewan, maupun aktivitas manusia. Contohnya: Tari Merak, Tari Kijang, Tari Kupu-Kupu, dan lain-lain.
b. Heroik/Kepahlawanan
Tema ini biasanya menggunakan properti berupa senjata, seperti keris, tombak, panah, dan lain-lain. Contohnya: Tari Kuda Kepang, Tari Palagan Pahlawan, dan lain-lain.
c. Kehidupan
Tarian dengan tema kehidupan menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari, termasuk kisah-kasih, di dalamnya. Contohnya: Tari Oleg Tamulilingan, Tari Karonsih, dan lain-lain.
d. Drama Tari
Tari bertema ini menyuguhkan cerita di dalamnya dan biasanya drama tari dibawakan oleh sekelompok penari dengan perannya masing-masing. Drama tari terbagi dua jenis, yaitu menggunakan dialog dan tanpa dialog (sendratari). Cerita yang dibawakan dalam drama tari, diantaranya seperti cerita Ramayana, Mahabharata, dan lain-lain. Contohnya: Tari Kecak dan Sendratari Ramayana
5. Simbol dan Nilai Estetis
Simbol dan nilai estetis tari dapat diamati melalui wiraga (keterampilan gerak), wirama (irama), dan wirasa (rasa).
a. Wiraga dapat diartikan sebagai dasar keterampilan gerak dari bagian fisik/tubuh penari, diantaranya gerakan jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala, lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, mata, alis, dan pergelangan kaki.
b. Wirama dapat diartikan sebagai suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis, seperti aksen dan tempo tarian.
c. Wirasa dapat diartikan sebagai tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah penari sehingga melahirkan keindahan, seperti halus, lembut, sedih, gembira, dan lain-lain.
Simbol dan nilai estetis tari kreasi juga dapat dilihat dari unsur-unsur pendukung yang digunakan dalam tari kreasi tersebut, seperti warna busana yang digunakan, properti yang digunakan, dan lain-lain.

B. Teknik Tari Kreasi
Setiap gerakan tari memiliki ragam gerakan yang berbeda-beda, tetapi juga memiliki kesamaan dalam elemen gerak tari. Elemen tersebut berupa ruang, waktu, dan tenaga.
1. Ruang
Ruang di dalam tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruang yang diciptakan oleh penari (ruang gerak) dan tempat penari melakukan gerak. Jenis ruang gerak disesuaikan dengan jumlah penari (tunggal, berpasangan, kelompok, atau massal).
2. Waktu
Waktu merupakan elemen yang membentuk gerak tari, berkaitan dengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat, maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian. Perbedaan cepat atau lambat suatu gerak dalam tari disebut dengan tempo. Fungsi tempo adalah untuk memberikan kesan dinamis pada suatu tarian. Unsur waktu sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi napas sehingga tampak hidup.
3. Tenaga
Setiap kita melakukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Tanpa tenaga, tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik, karena tenaga merupakan kekuatan yang akan mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Penggunaan tenaga sendiri memiliki tingkatan sesuai dengan gerak yang ingin ditampilkan, baik itu intensitas kuat, sedang, dan lemah. Unsur tenaga di dalam tari menggambarkan suatu usaha yang menentukan pemberian watak pada gerak.

C. Prosedur Tari Kreasi
Pada umumnya, proses garapan gerak tari meliputi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Eksplorasi Gerak Tari
Eksplorasi adalah proses penjajakan dan pencarian motif-motif gerak melalui berbagai cara yang dilakukan pada saat melakukan proses garap gerak tari. Proses eksplorasi biasanya terbentuk karena adanya rangsang awal yang ditangkap oleh pancaindra. Melalui rangsangan inilah, ide dan gagasan kemudian dikembangkan menjadi gerak sehingga akan mewujudkan proses kreatif gerak orisinal dari karya tari yang dibuat secara sederhana.
2. Stilasi Gerak Tari
Stilasi adalah proses penghalusan, memberikan kesan indah dari suatu gerak. Dalam berkarya tari tentunya memerlukan bentuk-bentuk baru dari suatu gerak. Stilasi dilakukan pada hasil eksplorasi gerak untuk diubah/diperhalus dengan proses pengembangan. Proses pengembangan gerak ini dapat dilakukan dengan cara mengubah volume gerak, level, kesan, ragam gerak, struktur, dan elemen lainnya.
3. Improvisasi Gerak Tari
Improvisasi adalah pengalaman secara spontan untuk mencoba/mencari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh. Gerak improvisasi dapat dikategorikan sebagai adegan gerak yang disengaja dan tidak disengaja. Adegan yang tidak disengaja oleh salah satu penari tersebut dapat dikategorikan sebagai gerak improvisasi oleh si penari. Akan tetapi, pada pelaksanaannya gerak improvisasi dalam tari juga dapat dilakukan secara sengaja dengan kebutuhan konsep garap.
4. Komposisi Tari
Membuat penataan tari atau mengomposisikan tari memerlukan kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir menyangkut sikap dan perasaan seseorang. Kreativitas memerlukan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Temuan gerakan dan cara penyusunan ke dalam tarian secara bertahap telah dilambangkan melalui improvisasi dan eksplorasi.

D. Penyusunan Tari Kreasi
Dalam menyusun karya tari terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Menentukan Tema
Tema merupakan sumber pembuatan karya tari. Tema tari dapat berupa apa saja, bahkan dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Hal terpenting dalam pemilihan sebuah tema, yaitu tema tersebut harus dapat ditarikan dan diterjemahkan dalam bentuk gerak-gerak tari.
2. Eksplorasi Gerak Tari
Unsur utama dalam karya tari adalah gerak. Sehingga langkah selanjutnya adalah mengeksplorasi berbagai gerak tari. Pada kegiatan ini, penata/penyusun tari mencari gerak-gerak untuk dibuat menjadi gerak-gerak tari yang sesuai dengan tema tari yang telah dipilih. Jika karya tari yang dibuat memerlukan alat/properti untuk melakukan gerak tari, maka pada saat bereksplorasi alat/properti juga ikut digunakan. Jika gerak-gerak tari hasil eksplorasi telah disusun menjadi sebuah karya tari, sebaiknya segera berlatih untuk memperagakan. Dalam berlatih memperagakan gerak tari harus memperhatikan beberapa hal, antara lain seperti sikap badan dalam melakukan gerak tari, kesesuaian gerak dengan iringan tari, dan penghayatan terhadap gerak yang dilakukan.
3. Menyiapkan Iringan Tari
Iringan tari harus dipersiapkan sungguh-sungguh. Untuk membuat iringan tari, biasanya dibantu oleh penata iringan. Penata iringan bertugas membuat iringan tari sesuai dengan kehendak penata tari. Iringan tari harus sesuai dengan tema tari dan gerak-gerak tarinya. Berikut ini langkah-langkah membuat iringan tari:
a. Penata tari memberitahukan kepada penata iringan tentang tema tari dan gerak-gerak tari yang telah dibuatnya.
b. Penata iringan menentukan alat musik yang akan digunakan untuk mengiringi karya tari.
c. Penata iringan membuat pola iringan untuk membunyikan alat-alat musik sesuai dengan tema tari.
d. Para pemain musik untuk iringan tari berlatih membunyikan alat-alat musik.
e. Para penari dan pemain musik menggabungkan antara gerak dan iringan sampai sesuai.
4. Menyiapkan Pendukung-Pendukung Lainnya
Dalam penyusunan sebuah karya tari, selain unsur gerak sebagai media ekspresi utamanya, unsur-unsur pendukung juga menjadi salah satu bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan. Semuanya harus dipersiapkan secara matang sesuai dengan tema tarinya. Unsur pendukung tari terdiri atas properti, iringan, tata busana/kostum, dan tata pentas/panggung.

Daftar Pustaka
Tim Sosio Creative. 2018. Super Coach: Pola Belajar Siswa Mandiri Seni Budaya. Bandung: Yrama Widya.